Ini sih kisahku saat berkunjung ke Batam. Dalam kunjungan kali ini, alhamdulillah kesampaian juga cita-cita makan siput Gonggong.^__^
Alkisah siput gonggong ini hanya ada di wilayah perairan kepri yang kaya dengan aneka fauna laut lho, terutama di wilayah Batam dan sekitarnya. Kami pergi ke restoran tujuan dengan naik mobil. Kalau di kawasan wisata kita juga bisa sewa mobil secara online jika tak membawa kendaraan pribadi.
Jadi, saat ada undangan menikmati siput gonggong yang bukan sekedar seafood biasa seperti kerang, kepiting, udang, tentu saja tak kusia-siakan kesempatan langka ini.
Sembari menunggu sang siput disajikan, kami pun mendengar kisah mengenai siput gonggong ini.
Jadi biar kata namanya siput, tapi hewan yang tak bisa menggonggong ini hanya hidup di dalam laut. Bukan hewan amfibi atau pun hewan darat. Meskipun sekilas mirip bekicot tapi dia bukan bekicot.
Gonggong dikenal
memiliki kandungan kolesterol tinggi dan protein tinggi. Siput laut bercangkang keras ini umumnya bisa ditemui di Desa Lobam wilayah Tanjung Uban di Pulau Bintan. Di daerah pinggir Pantai Lobam, gonggong bisa ditemukan saat air laut surut. Namun gonggong dikhawatirkan bisa menemui kepunahan karena akhir-akhir ini semakin sulit didapat.Selain karena para pencarinya yang semakin banyak, biota laut sejenis Molusca ini sampai sekarang belum bisa dibudidayakan.
Sementara utnuk mengeraskan cangkangnya saja butuh waktu lima tahun!
Duh, jadi gak enak ati mau makan si gonggong :(
Tapi karena penasaran dan juga akibat sedikit paksaan. Akhirnya setelah ngobrol ngalor ngidul sembari menikmati es kelapa muda segar. Kala siput gonggong pesanan disajikan, kuberanikan diri mencobanya.
Lihatlah, sepiring siput gonggong rebus dan sambal cabe ijo segar plus seikat tusuk gigi!
Alkisah siput gonggong ini hanya ada di wilayah perairan kepri yang kaya dengan aneka fauna laut lho, terutama di wilayah Batam dan sekitarnya. Kami pergi ke restoran tujuan dengan naik mobil. Kalau di kawasan wisata kita juga bisa sewa mobil secara online jika tak membawa kendaraan pribadi.
Jadi, saat ada undangan menikmati siput gonggong yang bukan sekedar seafood biasa seperti kerang, kepiting, udang, tentu saja tak kusia-siakan kesempatan langka ini.
Sembari menunggu sang siput disajikan, kami pun mendengar kisah mengenai siput gonggong ini.
Jadi biar kata namanya siput, tapi hewan yang tak bisa menggonggong ini hanya hidup di dalam laut. Bukan hewan amfibi atau pun hewan darat. Meskipun sekilas mirip bekicot tapi dia bukan bekicot.
Gonggong dikenal
memiliki kandungan kolesterol tinggi dan protein tinggi. Siput laut bercangkang keras ini umumnya bisa ditemui di Desa Lobam wilayah Tanjung Uban di Pulau Bintan. Di daerah pinggir Pantai Lobam, gonggong bisa ditemukan saat air laut surut. Namun gonggong dikhawatirkan bisa menemui kepunahan karena akhir-akhir ini semakin sulit didapat.Selain karena para pencarinya yang semakin banyak, biota laut sejenis Molusca ini sampai sekarang belum bisa dibudidayakan.
Sementara utnuk mengeraskan cangkangnya saja butuh waktu lima tahun!
Duh, jadi gak enak ati mau makan si gonggong :(
Tapi karena penasaran dan juga akibat sedikit paksaan. Akhirnya setelah ngobrol ngalor ngidul sembari menikmati es kelapa muda segar. Kala siput gonggong pesanan disajikan, kuberanikan diri mencobanya.
Lihatlah, sepiring siput gonggong rebus dan sambal cabe ijo segar plus seikat tusuk gigi!
Awalnya kukira tusuk gigi itu digunakan utnuk membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel di sela-sela gigi setelah makan siput gonggong.
Tapi ternyata si tusuk gigi lah senjata pamungkas dalam upacara makan siput gonggong ini.
Jadi, tusuk gigi digunakan untuk mengeluarkan daging siput dari dalam cangkangnya yang keras.
Daging siput ini kemudian dicocol ke dalam sambal matah.
Krenyes! Krenyes rasanya! Meski sempat keselek kaki si gonggong yang ruarr biasa alotnya! Kyaa!
Ternyata si kaki bergerigi itu ga ikut dimakan menurut si empunya resto.
Kayaknya aku kualat deh. Kapok makan hewan langka. Enggak lagi deh!
jadi kesimpulannya gonggong maknyus ngga, kak? sambelnya itu loh, menggoda banget kelihatannya. hehehehe. kemaren pas ke batam ngga kesampean nyobain makanan ini. hiks .. :(
ReplyDeletebtw salam kenal yaaa ..
#BerbagiLewatKata | www.noerazhka.com
Rasanya sih ya biasa aja. tawar dan dingin sih karena sudah direbus lama sebelum dihidangkan. Apalagi pas tau ini termasuk biota laut langka, jadi ilfil deh mau ngabisinnya hehe
Delete