Skip to main content

Kok Obat Tetes Mata Bisa Terasa Pahit di Lidah

                                                                Image: pinterest.com
Nah, pertanyaan ini bermula saat ada keluhan di kedua mataku. Selama ini alhamdulillah mataku tak pernah bermasalah. Namun entah mengapa beberapa bulan terakhir ini mataku mudah sensitif terhadap debu membuatnya terasa gatal. Dan rasa gatal ini sangat menganggu kalau dibiarkan. Akhirnya biar nggak gatal lagi kedua mata kukucek.
Memang rasa gatal berkurang tapi akhirnya gerakan kucek mata jadi nagih. Mata jadi bengkak dan berair. Akhirnya aku pun menyerah dan pergi periksa ke dokter.

Chloramphenicol
Pertama kali mengenal zat ini dari isi kandungan obat tetes mataku yang bermerk Reco. Obat tetes mata ini diresepkan oleh dokter di puskesmas karena ada keluhan pada mataku. Yaitu  sensitif pada debu. Juga mudah gatal hingga rasanya tangan pengen ngucek-ngucek sampe mata jadi merah.
Akhirnya pada suatu kesempatan aku nyerah dan pergi periksa. Aku diberi satu jenis obat saja karena memang yang bermasalah cuma pada bagian mata saja. Aku juga disarankan untuk mengenakan kacamata saat keluar rumah dan menghindari penyebab mataku menjadi gatal-gatal.
Nah ini dia nih obatnya.

                          Image:bukalapak.com
Chlorampehicol ini ternyata termasuk ke dalam golongan antibiotik. Gunanya untuk mengobati infeksi bakteri. Jadi dia bekerja untuk menghentikan pertumbuhan bakteri pada mata.
Obat ini harus diteteskan sebanya 3 tetes 3 kali sehari. Obat tetes ini juga harus disimpan pada suhu dibawah 25 derajat celcius dan dalam kondisi kering.
Nah setelah kuteteskan, terasa adem pada kedua belah mata. Tapi tak berapa lama pengaruh obatnya terasa ke dalam rongga hidung dan berakhir pada rasa pahit di lidah. Pahit banget euy!
Jadinya ada rasa takut karena ini kan obat tetes masa kerasa sampe ke lidah sih?  

Mengapa Diteteskan Di Mata Malah Terasanya Di Lidah?
Karena masih awam apalagi seumur hidup baru sekali ini pake obat tetes mata. Akhirnya aku cari tahu mengapa obat yang diteteskan di mata malah terasanya di lidah? Takut tertelan lalu keracunan nanti. Kan gawat tuh!
Nah, ternyata penjelasannya begini. Obat tetes mata yang berbentuk cair itu bisa jadi masuk ke dalam saluran air mata di sudut mata terus mengalir deh sampai ke bagian belakang dalam hidung dan terus sampai ke tenggorokan. Aliran inilah yang terasa pahit di pangkal lidah.
Dokter bilang sih selagi masih menggunakan obat tetes tersebut sesuai petunjuk dokter maka akan baik-baik saja. Hindari menggunakan obat tetes mata tanpa resep dokter apalagi kalau dosisnya sudah diluar dosis normal.

Ya, siapa sih yang nggak ingin cepat sembuh. Tapi semua kan ada prosesnya. Alhamdulillah sekarang mataku sudah mulai membaik kondisinya.  

Comments

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini, mohon maaf karena komentar akan dimoderasi dulu. Mohon ditunggu kunjungan balik saya ^__^

Popular posts from this blog

Serum dalam Perawatan Kulit, Pentingkah?

  Dear ladies, kesibukan dalam keseharian di rumah mengurus keluarga maupun di luar rumah tentu saja berpengaruh dalam ritne atau jatah waktu untuk memberikan perhatian pada perawatan kulit kita. Namun, tentu saja kita harus tetap peduli dong pada perawatan diri sendiri. Termasuk update informasi terkait produk apa saja yang bagus untuk perawatan kulit kita. Misalnya terkait topik skincare dan serum. Penggunaan skincare dan serum dalam perawatan kulit sekarang ini seakan menjadi suatu hal yang jamak dalam khazanah perawatan kulit di Indonesia. Sesuatu hal yang mungkin beberapa waktu lalu mungkin masih jarang terdengar di telinga kita.Ladies pun mungkin bertanya-tanya mengapa serum bisa menjadi bagian penting dalam rutinitas perawatan kulit kita di saat sekarang. Nah, jawabannya sebenarnya sederhana. Karena, menurut hasil riset para ahli terkait, serum memiliki sejumlah keunggulan yang sayang kalau kita lewatkan. Berikut pemaparannya,  a.       Serum   mampu menyerap lebih dalam

Investasi Cerdas untuk Masa Depan Cerah

“Kek Seno kenapa, Pa?” bisikku penasaran. Punggung pria tetangga depan rumah kami itu semakin menjauh. Mengiringi langkahnya yang terseok masuk kembali ke dalam rumahnya. Suamiku menghela napas berat, “Kasihan sekali Kek Seno, Ma. Dia kehilangan pekerjaannya di pabrik panci. Ada peremajaan karyawan, katanya.” “Iya sih. Aku sudah dengar kabar itu. Tapi kan Kek Seno, dapat pesangon dong!” Suamiku menggeleng. “Lho, masa enggak sih?