Dimulai on time seperti
biasa tepat pukul tujuh malam, webinar sesi # 2 Rumah Inspirasi dibuka langsung oleh Mas Aar. Materi webinar ke 2 ini adalah Petunjuk & Sumberdaya Homeschooling Anak
Usia Dini.
Homeschooling
adalah Pendidikan Berbasis Keluarga
Homeschooling Anak Usia Dini merupakan sebuah
pendidikan berbasis keluarga. Jadi, anak Homeschooling itu tidak sekolah. Yang membedakan antara anak
Homeschooling dengan anak sekolah adalah
gagasannya. Kalau anak sekolah, berarti orangtua menitipkan anaknya pada lembaga atau
sistem atau profesional yang memiliki
pendidikan atau kemampuan untuk mendidik anak.
Dalam hal ini, tugas orangtua
adalah mencarikan sekolah atau sistem yang
paling ideal menurut orangtua. Dan orangtua tinggal menyiapkan dana saja karena sekolahlah
yang akan menjalankan sistemnya.
Namun di dalam Homeschooling
Anak Usia Dini, orangtua bertanggung jawab
sepenuhnya karena keluargalah yang menjadi sentral atau pusatnya. Mulai dari merencanakan,
menjalankan, dan mengevalusi seberapa
efektif kegiatan yang mereka jalani.
Praktek
atau Aplikasi Homeschooling Anak Usia Dini Berbeda-Beda
Karena setiap keluarga
berbeda-beda, maka model Homeschooling
Anak Usia Dininya juga tidak sama atau unik.
Maksudnya adalah model Homeschooling tiap keluarga memiliki
karakteristik yang dekat dengan kegiatan keseharian di keluarga tersebut. Misalnya
orang tua yang dekat dengan komputer dan IT dalam keseharian mereka, maka anak-anak
mereka pun otomatis akan ikut dekat dengan keseharian seperti itu juga.
Namun yang paling penting atau basic adalah mengenali nilai-nilai
keluarga. Itulah yang paling penting. Dimulai dengan pertanyaan, mengapa orangtua
memilih Homeschooling untuk anak mereka? Apa target atau tujuannya? Kemudian identifikasikan
apa yang diinginkan untuk anak.
Kurikulum
Homeschooling Anak usia Dini
Setelah semua hal
diatas jelas, barulah orangtua melangkah ke kurikulum. Pilihlah model kurikulum
yang orangtua dan anak merasa nyaman dan
cocok mengaplikasikannya. Setelah itu baru dijalankan sesuai dengan apa yang divisikan atau dicita-citakan saat
memutuskan Homeschooling.
Setiap negara di dunia memiliki kurikulum untuk
preschool. Kalau di Indonesia hanya ada
satu kurikulum. Namun kalau di luar negeri banyak pilihan kurikulum. Ada kurikulum untuk anak-anak Amerika, Australia,
Eropa, dan seterusnya yang berbasis negara.
Selain kurikulum yang dikeluarkan oleh negara, ada juga kurikulum yang dikeluarkan oleh tokoh-tokoh pendidikan tertentu misalnya kurikulum preschool Maria Montessori atau Charlotte Mason, dan lain-lain. Orangtua boleh menggunakan kurikulum yang mana saja. Orangtua bisa membaca dan menyesuaikan dengan kurikulum mana yang paling ideal atau sesuai dengan yang diinginkan.
Selain kurikulum yang dikeluarkan oleh negara, ada juga kurikulum yang dikeluarkan oleh tokoh-tokoh pendidikan tertentu misalnya kurikulum preschool Maria Montessori atau Charlotte Mason, dan lain-lain. Orangtua boleh menggunakan kurikulum yang mana saja. Orangtua bisa membaca dan menyesuaikan dengan kurikulum mana yang paling ideal atau sesuai dengan yang diinginkan.
Sebenarnya setiap kurikulum lahir berdasarkan cara pandang
tertentu terhadap anak dan pendidikan anak. Selain itu, cara memandang kondisi
alamiah anak juga berbeda-beda.
1. Ada yang menganggap
anak bagaikan kertas kosong atau tabula rasa, sehingga tujuan pendidikan
ditetapkan oleh orang dewasa
2.Ada juga pemikir pendidikan
yang memandang bahwa anak itu bukan kertas kosong tapi individu yang memiliki potensi,
sifat atau karakter yang sudah diberikan Tuhan dan terbawa sejak lahir.
Akibatnya saat terjadi
interaksi dengan lingkungan, maka anak akan berusaha memproses sesuai dengan
kedirian mereka atau sesuai dengan sudut pandang mereka sendiri. Akibat adanya
sudut pandang seperti ini, maka tujuan pendidikan tidak diputuskan oleh orangtua
sendiri tapi lebih menjadi fasilitator anak.
Pilihannya adalah apa yang menurut orangtua yang paling tepat dengan kondisi, keadaan, nilai-nilai yang diyakini dalam keluarga. Memfasilitasi adalah menggunakan prinsip memberi support pada anak untuk menggunakan segala potensi diri mereka.
Misalnya keluarga yang
berbasis literatur bisa saja cocok bila menggunakan
metode Charlotte Mason. Sementara keluarga yang berbasis pada IT mungkin lebih
cocok menggunakan metode yang berbeda.
Intinya adalah pada saat membaca sebuah kurikulum, fokuslah pada anak, jangan sampai merasa terintimidasi oleh kurikulum tapi fokuslah pada anak. Poin yang paling penting adalah carilah metode yang tepat, yang paling sesuai dengan nilai-nilai dan kondisi keluarga. Apa yang bisa dipraktekkan, apa yang sesuai dengan nilai-nilai keluarga, apa yang bisa dijalani dengan bahagia oleh masing-masing anggota keluarga yaitu anak dan orangtua, itulah yang paling tepat.
Untuk keluarga yang anaknya sudah tumbuh, bisa dimulai dengan pola pengasuhan good parenting. Tujuan besarnya
adalah :
1. Membuat anak sehat
2. Membuat anak bahagia
3. Membuat anak siap
mengeksplorasi dunia
Sebagai panduan,
orangtua bisa menggunakan ceklist (ada yang
berdasarkan kurikulum diknas, ada juga yang lainnya).
Untuk prakteknya :
- Siapkan
kurikulum/ceklist
- Siapkan materi. Misalnya:
kertas/lem/gunting, mainan edukatif, dll
-Siapkan internet (komputer)
sebagai investasi edukatif + printer
- Materi terbesar dalam
proses Homeschooling adalah keseharian. Orangtua dalam menjalani kegiatan
sehari-hari harus dengan sabar. Kegiatan
sehari-hari bersama anak-anak bisa diperkaya dengan obrolan. Misalnya dengan membangun percakapan
dengan anak, misalnya saat mandi orangtua
bisa mengajar anak mandiri, menuang air sendiri, menyabuni sendiri, masuk kamar
mandi dengan hati-hati, memakai pakaian
sendiri, dan sebagainya. Semua hal ini memang tak akan terjadi dengan seketika tetapi sedikit demi
sedikit seiring waktu.
Kunci lain dalam proses Homeschooling untuk anak usia dini adalah menyederhanakan apa yang dianggap kompleks. Misalnya kurikulum. Kurikulum bisa disederhanakan. Intinya fokus saja pada hal-hal sederhana yang bisa dikerjakan bersama anak-anak.
Yang terpenting adalah:
1. Membangun pola hidup
sehat
Mulai dari memberikan anak ASI sejak baru
lahir hingga usia dua tahun, memberikan mereka
makan bergizi, mengatur agar anak bisa tidur yang cukup, memberi anak
kesempatan melakukan kegiatan fisik yang banyak, memberikan pola komunikasi yang
penuh cinta, menciptakan lingkungan yang nyaman untuk anak dan sebagainya.
Parameternya bisa
dilihat dari berat badan anak dan antusiasme
anak dalam berkegiatan.
2. Membangun kenangan
bahagia balita
Kenali apa yang membuat
mereka bahagia dan lakukanlah dalam pola-pola
keseharian bersama mereka. Ini bukan tentang uang tapi tentang perhatian dari
orangtua terhadap anak. karena anak tidak melihat berapa mahal hadiah yang mereka
terima tapi berapa besar perhatian orangtua
pada mereka.
3.Membangun kebiasaan
baik. Parameternya adalah ketika anak
terbiasa melakukan sesuatu tanpa diperintah. Hal yang bukan kebiasaan yang sudah
ada tapi diulang-ulang selama
bertahun-tahun hingga akhirnya menjadi kebiasaan baik. Misalnya bangun pagi
dengan teratur. Berikanlah feed back saat anak melakukan kebiasaan baik. Misalnya
dengan memberikan pujian saat dia melakukan sebuah kebiasaan yang baik.
4. Membangun kemandirian.
Parameter membangun kemandirian anak bisa dilihat dari ketika anak bisa buang air kecil sendiri, makan sendiri, dan
seterusnya. Semua bisa dilakukan secara bertahap dan orangtua menjadi sosok yang paling penting dalam pendidikan anak karena orangtua memiliki kepekaan dalam pendidikan anak.
5. Membangun
keterampilan sosial
Orangtua bisa memulai
dengan membangun kemampuan komunikasi dua arah dengan anak. Parameternya bisa
dilihat dari bagaimana cara anak mengungkapkan apa yang dia rasakan, dan
sebagainya tentang pikiran dan perasaannya tentang sesuatu hal atau masalah.
6. Membangun
keingintahuan dan pengetahuan
Sediakan ruangan yang
aman untuk anak bereksplorasi, sediakan mainan yang aman dan eksploratif,
berikan respon yang nyaman untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan anak, apresiasi
insiatif anak, beri toleransi yang besar untuk kesalahan yang terjadi, sehingga
anak menjadi percaya diri karena meski berbuat kesalahan, mereka tetap dihargai
karena mau mengakui kesalahannya dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi. Parameternya bisa dilihat dari karakter anak
yang selalu semangat dan penuh rasa ingin tahu
Kunci dari
homeschooling untuk anak usia dini adalah
sangat sederhana, sesederhana menjadi orangtua yang baik. Prinsipnya adalah
menyiapkan fondasi jangka panjang untuk anak.
Baik secara kesehatan, keterampilan sosial, berkomunikasi yang baik, kenangan
yang bahagia, membangun kemandirian dan
membangun keingintahuan dan pengetahuan. Penting sekali bagi para orangtua yang
memiliki anak usia 0-5 tahun bahwa waktu-waktu ini adalah momen yang penting yang akan segera berlalu dalam
sekejap. Jadi manfaatkanlah dan isilah dengan baik.
By
Aira Kimberly
Comments
Post a Comment
Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini, mohon maaf karena komentar akan dimoderasi dulu. Mohon ditunggu kunjungan balik saya ^__^